Petir adalah hasil pelepasan muatan listrik di awan. Energi dari pelepasan itu begitu besarnya sehingga menimbulkan rentetan cahaya dan bunyi yang sangat kuat yaitu guntur atau halilintar. Sedemikian kuatnya petir itu sampai dapat menghancurkan rumah, pohon, ataupun membunuh manusia.
Petir adalah gejala alam yang biasanya muncul ketika akan hujan. Petir terjadi akibat perpindahan muatan negatif ke muatan positif dan ini akan mengakibatkan perbedaan potensial muatan antara awan dan bumi atau awan dengan awan lainnya. Muatan pada awan itu terjadi karena awan bergerak terus menerus secara teratur. Selama pergerakan itu awan akan berinteraksi dengan awan lainnya sehingga muatan negatif akan berkumpul pada salah satu sisi. Sedangkan muatan positif berkumpul pada sisi sebaliknya. Awan sendiri terdiri dari jutaan butiran air dan es beku di udara. Selama proses interaksi, butiran air berbenturan dengan awan lain yang sedang kembali mencair ke atas. Benturan ini mengakibatkan muatan negatif terjatuh.
Elektron tersebut terkumpul di bagian bawah memberikan muatan negatif dan awan yang naik yang kehilangan elektron, membawa muatan positif ke bagian atas. Pada titik ini, udara yang naik mempunyai kemampuan untuk membawa muatan positif ke awan bagian atas, bagian beku lainnya akan terjatuh ke bagian awan terbawah atau menuju ke tanah. Kombinasi antara benturan dan pembekuan ini menyebabkan perbedaan muatan yang sangat besar, dan mengakibatkan terjadinya sambaran petir.
Terus, mengapa petir atau kilatan cahaya lebih duluan terlihat kemudian terdengar bunyi guntur atau halilintar?
Ini karna kecepatan cahaya lebih cepat daripada kecepatan suara. Yang mana kecepatan cahaya adalah 299.792.458 m/detik, sedangkan kecepatan suara adalah 344 m/detik. Bisa dibayangkan perbedaan kecepatannya yang dapat ditempuh dalam sedetik! Inilah mengapa kilat atau petir dapat kita lihat lebih dulu sebelum mendengar guntur atau halilintar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar